I.
SAPTA
RSI PENERIMA WAHYU
Sapta resi
adalah tujuh Rsi. Sapta artinya tujuh dan resi artinya Pendeta.
Sapta resi ini
termasuk golongan Wipra yang dianggap sebagai Nabi pènerima Wahyu yang pertama
didalam Weda (Rg. Weda). Istilah resi tidak sama artinya dengan Pendeta,
walaupun kadang-kadang diartikan demikian seperti terdapat dibeberapa daerah.
Seorang resi
mempunyai sifat-sifat tertentu dan jabatan tertentu. Ia adalah pendeta dan juga
adalah sasterawan. Ia adalah Nabi. Jadi sukarlah untuk mengatakan kedudukan
Resi yang sebenarnya, sedangkan dewasa ini Rsi adalah pendeta. Oleh karena itu
untuk membedakan arti kata Resi sekarang dengan Resi jaman dahulu biasanya
digunakan istilah Maha Resi, yang artinya Resi yang agung dan utama melebihi
Resi-resi yang lainnya.
Dalam hubungan
ini Ia adalah Nabi dan ialah yang menerima Wahyu. Tujuh Resi ini merupakan
Resi-resi yang paling banyak disebutkan namanya. baik sebagai Nabi maupun
Sasterawan. Ketujuh itu merupakan kelompok-kelompok keluarga. Daripadanyalah
semua sloka-sloka yang terdapat di dalam weda ini dianggap sebagai sumbernya
sebab dialah yang menerima pertama kali melalui Dewa Brahma sebagai Malaikat
yang menyampaikan sloka itu.
Adapun ketujuh keluarga Maha Resi
itu adalah:
1. Grtsamada
2. Wiswamitra
3. Wamadewa
4. Atri
5. Bharadwaja
6. Wasistha
7. Kanwa
Untuk mengetahui kedudukan serta
peranan dan ketujuh Maha Resi itu dalam rangkaian turunnya Wahyu itu, berikut
ini akan kami uraikan masing-masing dan mereka sebagai berikut
1.
GRTSAMADA
Maha Resi
Grtsamada adalah maha Resi yang dihubungkan turunnya sloka-sloka Weda, Rg.
Weda, terutama mandala II. Hanya sayangnya sejarah kehidupan Maha Resi
Grtsamada tidak banyak diketahui. Dari beberapa cukilan kita ketahui bahwa
beliau adalah keturunan dari Sunahotra dari keluarga Angira. Anehnya didalam
catatan lainnya kita jumpai bahwa Grtsamada lahir dari keluarga Bhrgu sehingga
dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa nama Grtsamada sejarahnya tidak
dapat diketahui dengan pasti. Beliau dikatakan putra Senaka, salah seorang Maha
Resi terkenal pula pada zaman itu. Bahkan didalam kitab Mahabharata terdapat
cerita yang menyebutkan bagaimana Maha Resi Senaka merupakan Maha Resi
terhormat dalam sejarah Hindu. Grtsamada adalah keturunan dari Senaka yang
terkenal ini.
Adapun Sunahotra dikatakan juga
kelompok keluarga Bharadwaja keluarga mana juga terkenal sebagai Maha Resi
penerima Wahyu.
Dari uraian ini
ada tanda-tanda yang membuktikan bahwa Grtsamada adalah anggota keluarga yang
sama dengan Maha Resi Bharadwaja yang kemudian banyak dihubungkan dengan
nama-nama Bhagawan Bhrgu. Keluarga Bhrgu ini adalah keluarga yang namanya
banyak disebut-sebut. Dari Grtsamada lahir putra bernama Kurma. Lebih dari pada
itu tentang cerita keluarga ini tidak banyak diketahui kecuali dikatakan bahwa
ada pula terdapat sloka-sloka yang diturunkan melalui Putra-putra beliau.
2.
WISWAMITRA
Wiswamitra
adalah Maha Resi yang kedua yang banyak disebut-sebut. Dan catatan yang ada
diduga beliau menerima Wahyu yang kemudian dihimpun dalam Weda. Seluruh mandala
III diduga berasal dari keluarga Maha Resi Wiswamitra.
Kitab mandala
III ini terdiri atas yang terdiri atas beberapa pasal. Ada pula yang mengatakan
bahwa diantara pasal-pasal itu diturunkan melalui Kusika putra dan Maha Rsi
Isiratha. Cerita lain mengemukakan bahwa Wiswamitra adalah putra Musika. Karena
itu dapat diduga bahwa sloka-sloka Weda mandala II ini ada yang diturunkan
sebelum Wiswamitra yang kemudian oleh Wiswamitra menggabungkannya dengan
sloka-sloka yang diterima olehnya dalam satu mandala.
Hubungan antara ketiga nama ini
menunjukkan bahwa antara Isiratha dan Wiswamitra adalah satu keluarga. Ada
pembuktian lain yang menunjukkan adanya sloka-sloka yang telah diturunkan
melalui Prajapati sedangkan Prajapati dikatakan putra dan Wiswamitra. Sayangnya
seluruh sloka-sloka keluarga Wiswamitra tidak banyak diketahui. Kalau kita
perhatikan dua sukta terakhir ada petunjuk yang menunjukkan bahwa mantra-mantra
itu diturunkan melalui Maha Resi Yamadagni, sedangkan hubungan antara Maha Resi
Yamadagni dengan maha Resi Wiswamitra tidak banyak diketahui, sehingga sulit
untuk memastikannya. Hal lain yang perlu diketahui tentang Wiswamitra ialah
sehubungan dengan kedudukan Wiswamitra bukan sebagai Brahmana, tetapi sebagài
Kesatria atau golongan penguaasa yang kemudian terkenal sebagai Maha Resi.
Dalam sejarah agama Hindu nama Wiswamitra banyak disebut-sebut.
3.
WAMADEWA
Wamadewa
dihubungkan dengan sloka-sloka dalam Mandala IV didalam sloka-sloka Rg. Weda
itu. Hanya sayang riwayat hidup Wamadewa banyak diketahui. Hampir semua
mantra-mantra yang terdapat dimandala IV dikatakan diterin oleh Wamadewa. Hanya
dinyatakan salah satu dari pada mantra yang terpenting yaitu Gayatri tidak
terdapat didalam mandala IV tetapi diletakkan di Mandala III.
Didalam cerita
dikatakan bahwa Malia Resi Wamadewa telah mencapai penerangan sempurna sejak
masih berada dalam kandungan ibunya. Diceriterakan bahwa semasih dalam
kandungan Wamadewa berdialog dengan malaekat Indra dan Aditi. Rupanya ceritera
tentang dialog ini dihubungkan dengan kedudukan Wamadewa yang telah dianggap
mencapai kesucian, sehingga Wamadewa dilahirkan tidak melalui saluran biasa.
Hanya itulah ceritera yang kita peroleh tentang Wamadewa sebagai Maha Resi.
4.
ATRI
Maha Resi Atri
banyak dirangkaikan dengan turunnya sloka-sloka yang dihimpun dalam Mandala V.
Tetapi sebagai Maha Resi, Atri tidak banyak dikenal. Ada banyak dugaan yang
membuktikan bahwa nama Atri dan keluarganya banyak dirangkaikan dengan turunnya
wahyu-wahyu. Nama Atri juga dihubungkan dengan keluarga Angira.
Nama-nama yang
banyak disebutkan didalam Mandala ini adalah, Dharuna, Prabhuwasu, Samwarana,
Ghaurawiti. Putra Sakti dan Samwarana, putra Prájapati. Didalam mandala ini
terdapat 87 Sukta. Däri 87 ini 14 sukta diturunkan melalui Atri sedangkan
Lainnya diturunkan melalui keluara Atri Dalam catatan yang ada, anggota
keluarga Atri yang dianggap sebagai penerima Wahyu.
5.
BHARADWAJA
Mandala VI
tergolong himpunan sloka-sloka yang diturunkan melalui Maha Resi Bharadawja.
Buku ini memuat 75 sukta.
Menurut otensitasnya tampaknya
lebih tua dari buku yang ke V, tetapi dalam urutan ditetapkan sesudah buku ke
V.
Hampir seluruh isi mandala VI ini
dikatakan kumpulan dari Bharadwaja, hanya sedikit saja yang diduga turun dari
keluarganya, antara lain disebut nama Sahotra dan Sarahotra.
Nama-nama lainnya seperti Nara,
Gargarjiswa, yang merupakan keluarga dari Bharadwaja termasuk pula sebagai
penerima wahyu.
Diceriterakan Bharadwaja adalah
putra Brhaspati. Akan tetapi kebenaran tentang cerita ini belum dapat
dipastikan, karena disamping nama Bharadwaja terdapat pula nama Samyu yang
dianggap sebagai putra Brhaspati, sedangkan hubungan antara Samyu dan
Bharadwaja tidak diketahui.
6.
WASISTA
Seluruh buku ke
VII dianggap merupakan himpunan yang diturunkan melalui Maha Resi Wasista, atau
keluarganya. Putra Maha Resi Wasista bernama Sakti. Dari catatan yang ada
seperempat dari mandala VII diturunkan melalui putranya. Tentang keluarga
Wasista tidak banyak kita kenal. Didalam Mahabharata nama Wasista sama
terkenalnya dengan Wiswamitra. Didalam ceritera itu Maha Resi Wasista bertempat
tinggal di hutan, “KAMYAKA” ditepi sungai Saraswati.
7.
KANWA
Maha Resi Kanwa
merupakan Maha Resi yang ke 7 yang banyak disebut-sebut namanya. Maha Resi ini
dianggap penerima wahyu yang dihimpun kemudian yang merupakan buku yang ke VIII
yang isinya macam-macam.
Buku ke VIII
ini sebagian besar memuat sloka-sloka yang diturunkan melalui keluarga Kanwa
sedangkan Maha Resi Kanwa sendiri menerima sebagian kecil saja. Maha Resi Kanwa
inilah yang ceriteranya hanyak disebut-sebut didalam kisah cintanya Sakuntala,
sebagaimana diceriterakan sastrawan Kalidasa. Disamping nama Kanwa terdapat
pula Bhagawan Kasyapa putra Maha Resi Marici. Maha Resi Kanwa sendiri berputra
Praskanwa. Disamping sloka-sloka yang seolah-olah tiap-tiap mandala itu
merupakan kelompok sendiri, yang sulit ditentukan adalah mandala-mandalanya.
Disamping itu masih ada banyak nama-nama yang dihubungkan dengan Mandala VIII
ini seperti Gosukti, Aswasukti, Pustigu, Bhrgu, Manu Waiwasa Nipatithi dsbnya.
Nama-nama Maha
Rsi lainnya
Mandala satu
merupakan kelompok mini yang memuat sloka-sloka yang turun dari berbagai
famili. Boleh dikatakan didalam mandala satu ini banyak nama-nama keluarga.
Mandala ini yang tidak tergolong keluarga. Maha Resi itu. Ini tidak berarti
bahwa sloka-sloka itu tidak dikesampingkan, karena bagaimanapun juga
sloka-sloka ini adalah Wahyu yang harus dihimpun dan dipelihara. Maha Resi
Sunahsepa adalah putra angkat dari Maha Resi Wiswamitra. Disamping nama-nama
itu terdapat pula nama-nama golongan putra Rahugana dan Nodha dari Gotama. Nama
Maha Resi lainnya Kaksiwan putra dari Dhirgatama, sedangkan disamping
Dhirgatama terkenal pula nama Maha Resi Agastya, yang namanya tersebut didalam
Mandala I.
Keluarga Maha
Resi inilah yang banyak disebut-sebut namanya di Indonesia. Adapun mandala 9
dan 10 terkenal karena didalam mandala inilah dasar-dasar kefilsafatan
kerohanian yang banyak diungkapkan terutama bagian mengenai Purusa Sukta,
Hiranyagarbha, yang diceriterakan sebagai sloka yang diturunkan melalui
Bhagawan Narayana, Prajapati dan Hiranyagarbha, putra Prajapati.
Menurut kitab-kitab Purana,
kelompok para Maha Resi itu banyak. Tiap-tiap masa Manu ada Sapta Resinya
sehingga jumlahnyapun banyak pula. Di samping pembagian kelompok Maha Resi
menurut Masa Manu (Manwantara) merekapun dikelompok-kelompokkan lebih jauh ke
dalam beberapa kelompok ahli dengan gelar mereka masing-masing, menurut Puranic
Encyclopedia, 1975, yaitu :
·
Kelompok Brahma resi (Brahmarsi)
·
Kelompok Dewa Resi (Dewarsi)
·
Kelompok Raja Resi (Rajarsi)
Penelitian lebih jauh nama-nama
kelompok yang dapat kit abaca dari berbagai Purana disebutkan nama-nama
kelompok sebagai berikut :
·
Kelompok Brahma Resi
·
Kelompok Satya Resi
·
Kelompok Dewa Resi
·
Kelompok Sruta Resi
·
Kelompok Raja Resi
Dari
istilah-istilah itu dapat dipahami bahwa sesungguhnya nama-nama itu bersifat
relatif fungsional dan dihubungkan dengan sifat-sifat khas dari para Rsi, baik
sebagai kedudukan, keahlian atau tugas-tugas yang dijalankan.
Seorang Brahma
Resi, menurut penjelasan di dalam kitab Brahmanda Purana pada hakekatnya
bertugas menyumbangkan, mempelajari dan mengajarkan Weda. Jadi fungsinya
sebagai kedudukan seorang pendeta dengan gelar keresiannya yang fungsinya lebih
bersifat memahami, mengembangkan tafsir dan menulis apa yang ia fahami atau
mengerti dari wahyu (revelasi) yang diterima. Satya Resi adalah gelar yang
diberikan sebagai Resi yang memiliki asal-usul langsung dari Yang Maha Esa pada
permulaan Ciptaan. Beliau ini yang semula disebut sebagai bhatara, yang pada
hakekatnya adalah merupakan Maha Resi pula.
Pada Empat Maha
Resi yang disebut-sebut pertama dicipta oleh Brahma menurut Brahmanda Purana,
yaitu :
·
Sonaka;
·
Sananda;
·
Sanatana;
·
Sanatkumara.
Adapun kelompok
Dewa Resi, dikenal pula sebagai kelompok-kelompok Prajapati yang diperinci di
dalam Brahmanda Purana terdiri atas sembilan Prajapati, yaitu :
·
Marici;
·
Bhrgu;
·
Angira;
·
Pulastya;
·
Pulaha;
·
Kratu;
·
Daksa;
·
Atri; dan
·
Wasistha.
Dari beliau inilah kemudian
timbul kelompok-kelompok Resi lainnya yang mempunyai hubungan geneologi.
oleh : I Gst Ngr Merta Sanjaya
umber,
I.
SAPTA
RSI PENERIMA WAHYU
Sapta resi
adalah tujuh Rsi. Sapta artinya tujuh dan resi artinya Pendeta.
Sapta resi ini
termasuk golongan Wipra yang dianggap sebagai Nabi pènerima Wahyu yang pertama
didalam Weda (Rg. Weda). Istilah resi tidak sama artinya dengan Pendeta,
walaupun kadang-kadang diartikan demikian seperti terdapat dibeberapa daerah.
Seorang resi
mempunyai sifat-sifat tertentu dan jabatan tertentu. Ia adalah pendeta dan juga
adalah sasterawan. Ia adalah Nabi. Jadi sukarlah untuk mengatakan kedudukan
Resi yang sebenarnya, sedangkan dewasa ini Rsi adalah pendeta. Oleh karena itu
untuk membedakan arti kata Resi sekarang dengan Resi jaman dahulu biasanya
digunakan istilah Maha Resi, yang artinya Resi yang agung dan utama melebihi
Resi-resi yang lainnya.
Dalam hubungan
ini Ia adalah Nabi dan ialah yang menerima Wahyu. Tujuh Resi ini merupakan
Resi-resi yang paling banyak disebutkan namanya. baik sebagai Nabi maupun
Sasterawan. Ketujuh itu merupakan kelompok-kelompok keluarga. Daripadanyalah
semua sloka-sloka yang terdapat di dalam weda ini dianggap sebagai sumbernya
sebab dialah yang menerima pertama kali melalui Dewa Brahma sebagai Malaikat
yang menyampaikan sloka itu.
Adapun ketujuh keluarga Maha Resi
itu adalah:
1. Grtsamada
2. Wiswamitra
3. Wamadewa
4. Atri
5. Bharadwaja
6. Wasistha
7. Kanwa
Untuk mengetahui kedudukan serta
peranan dan ketujuh Maha Resi itu dalam rangkaian turunnya Wahyu itu, berikut
ini akan kami uraikan masing-masing dan mereka sebagai berikut
1.
GRTSAMADA
Maha Resi
Grtsamada adalah maha Resi yang dihubungkan turunnya sloka-sloka Weda, Rg.
Weda, terutama mandala II. Hanya sayangnya sejarah kehidupan Maha Resi
Grtsamada tidak banyak diketahui. Dari beberapa cukilan kita ketahui bahwa
beliau adalah keturunan dari Sunahotra dari keluarga Angira. Anehnya didalam
catatan lainnya kita jumpai bahwa Grtsamada lahir dari keluarga Bhrgu sehingga
dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa nama Grtsamada sejarahnya tidak
dapat diketahui dengan pasti. Beliau dikatakan putra Senaka, salah seorang Maha
Resi terkenal pula pada zaman itu. Bahkan didalam kitab Mahabharata terdapat
cerita yang menyebutkan bagaimana Maha Resi Senaka merupakan Maha Resi
terhormat dalam sejarah Hindu. Grtsamada adalah keturunan dari Senaka yang
terkenal ini.
Adapun Sunahotra dikatakan juga
kelompok keluarga Bharadwaja keluarga mana juga terkenal sebagai Maha Resi
penerima Wahyu.
Dari uraian ini
ada tanda-tanda yang membuktikan bahwa Grtsamada adalah anggota keluarga yang
sama dengan Maha Resi Bharadwaja yang kemudian banyak dihubungkan dengan
nama-nama Bhagawan Bhrgu. Keluarga Bhrgu ini adalah keluarga yang namanya
banyak disebut-sebut. Dari Grtsamada lahir putra bernama Kurma. Lebih dari pada
itu tentang cerita keluarga ini tidak banyak diketahui kecuali dikatakan bahwa
ada pula terdapat sloka-sloka yang diturunkan melalui Putra-putra beliau.
2.
WISWAMITRA
Wiswamitra
adalah Maha Resi yang kedua yang banyak disebut-sebut. Dan catatan yang ada
diduga beliau menerima Wahyu yang kemudian dihimpun dalam Weda. Seluruh mandala
III diduga berasal dari keluarga Maha Resi Wiswamitra.
Kitab mandala
III ini terdiri atas yang terdiri atas beberapa pasal. Ada pula yang mengatakan
bahwa diantara pasal-pasal itu diturunkan melalui Kusika putra dan Maha Rsi
Isiratha. Cerita lain mengemukakan bahwa Wiswamitra adalah putra Musika. Karena
itu dapat diduga bahwa sloka-sloka Weda mandala II ini ada yang diturunkan
sebelum Wiswamitra yang kemudian oleh Wiswamitra menggabungkannya dengan
sloka-sloka yang diterima olehnya dalam satu mandala.
Hubungan antara ketiga nama ini
menunjukkan bahwa antara Isiratha dan Wiswamitra adalah satu keluarga. Ada
pembuktian lain yang menunjukkan adanya sloka-sloka yang telah diturunkan
melalui Prajapati sedangkan Prajapati dikatakan putra dan Wiswamitra. Sayangnya
seluruh sloka-sloka keluarga Wiswamitra tidak banyak diketahui. Kalau kita
perhatikan dua sukta terakhir ada petunjuk yang menunjukkan bahwa mantra-mantra
itu diturunkan melalui Maha Resi Yamadagni, sedangkan hubungan antara Maha Resi
Yamadagni dengan maha Resi Wiswamitra tidak banyak diketahui, sehingga sulit
untuk memastikannya. Hal lain yang perlu diketahui tentang Wiswamitra ialah
sehubungan dengan kedudukan Wiswamitra bukan sebagai Brahmana, tetapi sebagài
Kesatria atau golongan penguaasa yang kemudian terkenal sebagai Maha Resi.
Dalam sejarah agama Hindu nama Wiswamitra banyak disebut-sebut.
3.
WAMADEWA
Wamadewa
dihubungkan dengan sloka-sloka dalam Mandala IV didalam sloka-sloka Rg. Weda
itu. Hanya sayang riwayat hidup Wamadewa banyak diketahui. Hampir semua
mantra-mantra yang terdapat dimandala IV dikatakan diterin oleh Wamadewa. Hanya
dinyatakan salah satu dari pada mantra yang terpenting yaitu Gayatri tidak
terdapat didalam mandala IV tetapi diletakkan di Mandala III.
Didalam cerita
dikatakan bahwa Malia Resi Wamadewa telah mencapai penerangan sempurna sejak
masih berada dalam kandungan ibunya. Diceriterakan bahwa semasih dalam
kandungan Wamadewa berdialog dengan malaekat Indra dan Aditi. Rupanya ceritera
tentang dialog ini dihubungkan dengan kedudukan Wamadewa yang telah dianggap
mencapai kesucian, sehingga Wamadewa dilahirkan tidak melalui saluran biasa.
Hanya itulah ceritera yang kita peroleh tentang Wamadewa sebagai Maha Resi.
4.
ATRI
Maha Resi Atri
banyak dirangkaikan dengan turunnya sloka-sloka yang dihimpun dalam Mandala V.
Tetapi sebagai Maha Resi, Atri tidak banyak dikenal. Ada banyak dugaan yang
membuktikan bahwa nama Atri dan keluarganya banyak dirangkaikan dengan turunnya
wahyu-wahyu. Nama Atri juga dihubungkan dengan keluarga Angira.
Nama-nama yang
banyak disebutkan didalam Mandala ini adalah, Dharuna, Prabhuwasu, Samwarana,
Ghaurawiti. Putra Sakti dan Samwarana, putra Prájapati. Didalam mandala ini
terdapat 87 Sukta. Däri 87 ini 14 sukta diturunkan melalui Atri sedangkan
Lainnya diturunkan melalui keluara Atri Dalam catatan yang ada, anggota
keluarga Atri yang dianggap sebagai penerima Wahyu.
5.
BHARADWAJA
Mandala VI
tergolong himpunan sloka-sloka yang diturunkan melalui Maha Resi Bharadawja.
Buku ini memuat 75 sukta.
Menurut otensitasnya tampaknya
lebih tua dari buku yang ke V, tetapi dalam urutan ditetapkan sesudah buku ke
V.
Hampir seluruh isi mandala VI ini
dikatakan kumpulan dari Bharadwaja, hanya sedikit saja yang diduga turun dari
keluarganya, antara lain disebut nama Sahotra dan Sarahotra.
Nama-nama lainnya seperti Nara,
Gargarjiswa, yang merupakan keluarga dari Bharadwaja termasuk pula sebagai
penerima wahyu.
Diceriterakan Bharadwaja adalah
putra Brhaspati. Akan tetapi kebenaran tentang cerita ini belum dapat
dipastikan, karena disamping nama Bharadwaja terdapat pula nama Samyu yang
dianggap sebagai putra Brhaspati, sedangkan hubungan antara Samyu dan
Bharadwaja tidak diketahui.
6.
WASISTA
Seluruh buku ke
VII dianggap merupakan himpunan yang diturunkan melalui Maha Resi Wasista, atau
keluarganya. Putra Maha Resi Wasista bernama Sakti. Dari catatan yang ada
seperempat dari mandala VII diturunkan melalui putranya. Tentang keluarga
Wasista tidak banyak kita kenal. Didalam Mahabharata nama Wasista sama
terkenalnya dengan Wiswamitra. Didalam ceritera itu Maha Resi Wasista bertempat
tinggal di hutan, “KAMYAKA” ditepi sungai Saraswati.
7.
KANWA
Maha Resi Kanwa
merupakan Maha Resi yang ke 7 yang banyak disebut-sebut namanya. Maha Resi ini
dianggap penerima wahyu yang dihimpun kemudian yang merupakan buku yang ke VIII
yang isinya macam-macam.
Buku ke VIII
ini sebagian besar memuat sloka-sloka yang diturunkan melalui keluarga Kanwa
sedangkan Maha Resi Kanwa sendiri menerima sebagian kecil saja. Maha Resi Kanwa
inilah yang ceriteranya hanyak disebut-sebut didalam kisah cintanya Sakuntala,
sebagaimana diceriterakan sastrawan Kalidasa. Disamping nama Kanwa terdapat
pula Bhagawan Kasyapa putra Maha Resi Marici. Maha Resi Kanwa sendiri berputra
Praskanwa. Disamping sloka-sloka yang seolah-olah tiap-tiap mandala itu
merupakan kelompok sendiri, yang sulit ditentukan adalah mandala-mandalanya.
Disamping itu masih ada banyak nama-nama yang dihubungkan dengan Mandala VIII
ini seperti Gosukti, Aswasukti, Pustigu, Bhrgu, Manu Waiwasa Nipatithi dsbnya.
Nama-nama Maha
Rsi lainnya
Mandala satu
merupakan kelompok mini yang memuat sloka-sloka yang turun dari berbagai
famili. Boleh dikatakan didalam mandala satu ini banyak nama-nama keluarga.
Mandala ini yang tidak tergolong keluarga. Maha Resi itu. Ini tidak berarti
bahwa sloka-sloka itu tidak dikesampingkan, karena bagaimanapun juga
sloka-sloka ini adalah Wahyu yang harus dihimpun dan dipelihara. Maha Resi
Sunahsepa adalah putra angkat dari Maha Resi Wiswamitra. Disamping nama-nama
itu terdapat pula nama-nama golongan putra Rahugana dan Nodha dari Gotama. Nama
Maha Resi lainnya Kaksiwan putra dari Dhirgatama, sedangkan disamping
Dhirgatama terkenal pula nama Maha Resi Agastya, yang namanya tersebut didalam
Mandala I.
Keluarga Maha
Resi inilah yang banyak disebut-sebut namanya di Indonesia. Adapun mandala 9
dan 10 terkenal karena didalam mandala inilah dasar-dasar kefilsafatan
kerohanian yang banyak diungkapkan terutama bagian mengenai Purusa Sukta,
Hiranyagarbha, yang diceriterakan sebagai sloka yang diturunkan melalui
Bhagawan Narayana, Prajapati dan Hiranyagarbha, putra Prajapati.
Menurut kitab-kitab Purana,
kelompok para Maha Resi itu banyak. Tiap-tiap masa Manu ada Sapta Resinya
sehingga jumlahnyapun banyak pula. Di samping pembagian kelompok Maha Resi
menurut Masa Manu (Manwantara) merekapun dikelompok-kelompokkan lebih jauh ke
dalam beberapa kelompok ahli dengan gelar mereka masing-masing, menurut Puranic
Encyclopedia, 1975, yaitu :
·
Kelompok Brahma resi (Brahmarsi)
·
Kelompok Dewa Resi (Dewarsi)
·
Kelompok Raja Resi (Rajarsi)
Penelitian lebih jauh nama-nama
kelompok yang dapat kit abaca dari berbagai Purana disebutkan nama-nama
kelompok sebagai berikut :
·
Kelompok Brahma Resi
·
Kelompok Satya Resi
·
Kelompok Dewa Resi
·
Kelompok Sruta Resi
·
Kelompok Raja Resi
Dari
istilah-istilah itu dapat dipahami bahwa sesungguhnya nama-nama itu bersifat
relatif fungsional dan dihubungkan dengan sifat-sifat khas dari para Rsi, baik
sebagai kedudukan, keahlian atau tugas-tugas yang dijalankan.
Seorang Brahma
Resi, menurut penjelasan di dalam kitab Brahmanda Purana pada hakekatnya
bertugas menyumbangkan, mempelajari dan mengajarkan Weda. Jadi fungsinya
sebagai kedudukan seorang pendeta dengan gelar keresiannya yang fungsinya lebih
bersifat memahami, mengembangkan tafsir dan menulis apa yang ia fahami atau
mengerti dari wahyu (revelasi) yang diterima. Satya Resi adalah gelar yang
diberikan sebagai Resi yang memiliki asal-usul langsung dari Yang Maha Esa pada
permulaan Ciptaan. Beliau ini yang semula disebut sebagai bhatara, yang pada
hakekatnya adalah merupakan Maha Resi pula.
Pada Empat Maha
Resi yang disebut-sebut pertama dicipta oleh Brahma menurut Brahmanda Purana,
yaitu :
·
Sonaka;
·
Sananda;
·
Sanatana;
·
Sanatkumara.
Adapun kelompok
Dewa Resi, dikenal pula sebagai kelompok-kelompok Prajapati yang diperinci di
dalam Brahmanda Purana terdiri atas sembilan Prajapati, yaitu :
·
Marici;
·
Bhrgu;
·
Angira;
·
Pulastya;
·
Pulaha;
·
Kratu;
·
Daksa;
·
Atri; dan
·
Wasistha.
Dari beliau inilah kemudian
timbul kelompok-kelompok Resi lainnya yang mempunyai hubungan geneologi.weda
Sumber : Weda G. Pudja, SH., MA.
Komentar
Posting Komentar